BAGAIMANA MENDONGENG YANG BAIK


Pembicara : Pak Tobby, Pendongeng Surabaya

kita tentu tak asing dengan istilah ”dongeng”, bukan? Ya, dongeng merupakan suatu cerita yang biasanya menceritakan tentang hal-hal yang bersifat khayalan dan di luar logika. Biasanya, dongeng digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk anak-anak. Karena selain mampu merangsang minat mereka untuk membaca, dongeng juga memuat pesan-pesan moral yang bermanfaat bagi anak.

Dalam mendongeng pun ada hal-hal yang harus diperhatikan guna menarik perhatian anak selama bercerita, antara lain :

  1. Memperhatikan tema
Tema harus sesuai dengan audience. Hal yang paling penting dalam memdongeng adalah dengan mengetahui latar belakang audience kita, seperti umur. Bila audience kita anak-anak, maka kita harus memilih tema yang sederhana yang mudah dimengerti oleh anak-anak.
  1. Isi cerita
  • Pemaparan : pemaparan merupakan hal-hal yang berkaitan tentang setting dan latar suatu cerita. Seperti latar waktu, tempat, dan suasana.
Contoh : Di suatu siang, di dalam hutan yang lebat hiduplah sepasang kelinci.
  • Isi : isi cerita mengandung dialog-dialog dengan unsur dramatik. Dalam membawakan dialog, kita harus mampu berperan sebagai aktor dalam cerita tersebut. Misalnya dengan bersuara berat ketika mambawakan dialog dari kerbau. Perhatikan juga intonasi ketika bercerita, sehingga anak secara tidak langsung merasa ikut terlibat di dalam ceritanya.
  • Klimaks : akhiri dongeng dengan unsur klimaks. Biasanya dalam unsur klimaks diselipi dengan pesan-pesan moral seperti kebaikan, kasih sayang, kesetiaan, dll. Unsur klimaks juga merupakan puncak dari cerita. Pastikan juga klimaks tersebut mampu meninggalkan kesan di hati anak.
  1. Hindari hal-hal yang berbau sadistis, kekejaman, dan kematian.
Dalam mendongeng, hindari hal-hal yang berbau sadistis dan kejam. Seperti darah, maupun kematian. Sebagai gantinya, kita bisa menggantinya dengan yang lain seperti jatuh, dll.
  1. Kreatif dan imajinatif.
Pendongeng juga dituntut agar selalu kreatif. Kita bisa menggunakan media seperti boneka, gambar, atau rumah boneka. Bila kebetulan kita kekurangan media, kita bisa menggunakan benda-benda di sekitar. Contoh bila kita berada di restoran dan membawakan cerita Timun Mas, kita akan kesulitan bila harus menunjukkan jarum, terasi, garam dan biji mentimun. Nah, kita bisa sedikit mengganti cerita tersebut dan menggunakan media seperti kentang goreng, soda, nasi, dll.
  1. Ekspresif dan komunikatif
Pastikan kita membawakan dongeng dengan ekspresif serta komunikatif. Libatkan anak langsung dalam dongeng kita. Misal, suruh anak menebak terlebih dahulu binatang yang akan kita ceritakan dalam dongeng kita.
  1. Menggunakan bahasa ujaran
Bahasa ujaran berbeda dengan bahasa tulisan. Hindari menggunakan bahasa yang terlalu naratif seperti seketika itu juga, kemudian, akan tetapi, dll. Gunakan juga bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Ingat, kita berperan sebagai aktor langsung dalam dongeng tersebut, bukan membacakan sebuah dongeng dari buku.
  1. Sering-sering latihan
Latihan akan memperlancar kegiatan mendongeng kita, sehingga kita bisa terhindar dari rasa grogi. Kita bisa latihan dengan berbicara di depan cermin berulang-ulang atau merekam kegiatan mendongeng kita dan melihatnya kembali untuk mengevaluasi kekurangan kita.

Bagaimana? Sudah siap mendongeng?

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik untuk keabadian tulisan ini.

3 Tulisan Sering Dibaca Minggu Ini: