MENULIS TEPAT SASARAN ala BERNARD BATUBARA


Pada tanggal 4 September 2014 (duh, udah lama ya) aku mengikuti Kopdar Fiksi di Jogja yang diadakan oleh Bernard Batubara atau lebih sering disebut Bang Bara.
Kopdar Fiksi itu bertemakan “Menulis Tepat Sasaran”.
Dengan gayanya yang cool, Bang Bara mengatakan bahwa syarat supaya naskah bisa diterima penerbit itu adalah harus sesuai dengan visi penerbit itu sendiri. Dan setiap penerbit memiliki visi yang berbeda. Penting untuk melihat karakter dari penerbit yang dituju. Caranya dengan:
  1. Sering-sering mengunjungi sosial media penerbit. 
  2. Menelaah buku-buku yang telah diterbitkan.
  3. Jangan segan bertanya pada editor penerbitnya untuk mengetahui pangsa pasar

Kita pun harus memperhatikan teknis pengiriman naskah ke penerbit, seperti halaman minimal naskah, format pengiriman nakah (soft copy atau print out), sinopsis, biodata, dan sebagainya.
Biasanya, naskah yang dilirik oleh penerbit itu merupakan naskah yang bagus. Dan naskah bagus menurut Bang Bara di antaranya, adalah:
  1. Temanya tidak klise.
  2. Opening cerita dibuat menarik, mengundang rasa penasaran pembaca.
  3. Perwatakan tokoh yang kuat.
  4. Konflik yang kuat, sesuai dengan cerita.
  5. Setting yang mendukung, bukan hanya sekadar tempelan.
  6. Alur cerita yang runut.
  7. Antara narasi dengan dialog seimbang.
  8. Ada sesuatu yang bisa menjadi inspirasi bagi pembaca setelah membaca cerita itu.


Sulit memang mendefinisikan naskah bagus itu seperti apa, karena setiap penerbit mempunyai standar masing-masing. Namun terkadang, penerbit—khususnya editor—suka mem-branding penulis. Bisa saja, seorang penulis yang mengirimkan naskahnya itu tulisannya bagus, namun sayang, di sosial media dia sering mengumpat. Jadilah naskahnya ditolak, karena attitude-nya kurang baik. Maka, jagalah attitude bila ingin naskah kita minimal dilirik oleh editor.

Bang Bara juga menjelaskan bahwa tak ada satu buku pun yang bisa mencakup di semua segmen. Karena seorang penulis itu memiliki peta industrinya sendiri-sendiri. Maka dari itu, seorang penulis harus bisa menjawab dua pertanyaan berikut untuk dirinya:
  1. Kamu ingin menulis apa.
  2. Kamu ingin dikenal sebagai penulis yang bagaimana (misal, sebagai penulis romance, horor, atau lainnya).

Jika sudah, berarti kamu tak kesulitan lagi dalam menulis—khususnya novel—dengan genre apa.

Namun terkadang, seorang penulis bingung memilih tema yang akan ditulisnya. Katanya, semua tema sudah pernah ditulis. 
Memang betul. Tak ada hal yang benar-benar baru. Yang perlu dilakukan seorang penulis adalah mengubah teknik bercerita untuk ditulis di dalam novelnya.

Misal, kebanyakan novel teenlit menceritakan tentang anak basket. Mengapa tidak kita ubah menjadi anak PMR, atau pramuka? Bukankah itu akan berbeda? Atau bisa juga dengan mengubah sudut pandang bercerita. Dari yang biasanya menggunakan POV orang, diubah menjadi POV benda. Atau narasi yang diubah menjadi sedikit puitis. Akan berbeda, bukan? Setting tempat yang jarang ditulis pun bisa menjadi pilihan untuk mengubah tema yang sudah biasa, menjadi sesuatu yang baru.

Setelah mengirimkan naskah, biasanya penulis disarankan untuk menunggu. Menunggu konfirmasi naskah itu memang harus sabar. Waktunya tergantung dari setiap penerbit, ada yang hanya sebulan, tiga bulan, bahkan enam bulan. Dan sebaiknya, jangan terburu-buru dan keseringan menanyakan perihal naskah kita kepada penerbit—terlebih bila menanyakannya setiap hari. Ingat, bukan hanya naskah kita saja yang ditelaah oleh editor, tapi mungkin sampai puluhan naskah yang dikoreksinya.

Ada mungkin penulis yang tak sabar menunggu konfirmasi, lantas mengirimkannaskahnya ke penerbit lain. Kata Bang Bara, boleh saja, karena itu hak penulis. Namun, akan lebih baik bila hanya mengirimkan  satu naskah pada satu penerbit. Karena bila naskahnya yang dikirimkan ke beberapa penerbit itu ada yang diterima di suatu penerbit, maka dia harus menarik naskahnya dari penerbit lainnya.





Semoga bermanfaat. 

Devi Eka (Peserta workshop dan Penulis Muda Yogya)

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik untuk keabadian tulisan ini.

3 Tulisan Sering Dibaca Minggu Ini: